Thursday, 24 June 2010

I am responsible for myself.

In the end I am responsible for my own doings. When the jusdgement day comes, my parents can't help me, my family can't help me, my friends can't help me as well. I will be all alone accepting the verdict. Please do not judge my decission on this one. This is between me and God. I have my own reasons, and I am standing over a firm ground. The law of God.

"If you spend much time on judging people, you won't have time to actually love them"

I lay my eyes upon them.

If this is a coincidence, it is too perfect.

This afternoon, I bought two pieces of hijab to wear to the classes. I want to try to wear hijab (since I don't have any), and want to do something else other than playing with my pashminas. This could be a good start, I thought.

As I sit on the side of a cafe, talking to a friend for a while, I realized the strange thing that has been going on since the moment I sit there. Everywhere I look, I saw women or girls wearing hijab. It is like..EVERYWHERE I gaze, look, or lay sight.

Is it a sign? What does it means?

There I stood. There I thought. What does it means. And until this moment, I can't figure it out.

Sunday, 20 June 2010

reformasi rohani.

Ini kisah saya. Kisah saya dalam sebuah pencarian jati diri.

Setelah dua thun lalu saya berada di puncak kekesalan saya terhadap seorang anak manusia, say memutuskan untuk pergi jauh dan menjalin perdamaian dengan diri saya. I was the good girl gone bad. Very bad that at some point, saya merasa malu dengan diri saya sendiri dan segala kebodohan yang pernah saya lakukan. Yes I've gone to parties. Yes I drink alot, and let myself carried away. Yes I did it because I want it. Then I realized that it was not the right thing.

Seorang teman lalu berbicara pada saya, and it starts over a coffee.. "Ay, kalo kamu mau mengenal diri kamu, kamu harus mengenal siapa pencipta kamu". Lanjut lagi "Seperti gini deh, kalo kamu mau tau gimana cara bikin cappuccino atau bahan-bahan untuk membuat secangkir cappuccino, paling bener kamu tanya ke barista-nya, bukan tanya orang laen". Pada saat itu saya setengah mati berusaha memahami apa maksudnya bilang begitu.

Teman saya ini ternyata nggak pernah meninggalkan saya. Dia senantiasa memberikan ketentraman batin melalui kata-kata bijaknya yang sebagian besar berbau religius. Pada awalnya saya melakukan penolakan, namun seperti kata pepatah, batu sekeras apapun kalau ditetesi air pasti akan tergerus juga. Seperti itulah saya. Walau pemahaman saya sudah banyak yang menguap, saya berusaha kembali bersujud di hadapan-Nya setelah sekian lamanya saya merasa sangat nista dan tidak layak untuk bersujud pada-Nya.

Dua tahun berlalu sejak perbincangan itu. Baru sekarang saya memahami maksudnya. Tuhan itu tidak jauh. Saya mulai mencari esensi Tuhan yang sesungguhnya. Surprisingly, saya yang 12 tahun di sekolah Islam itu, hanya dijejali oleh doktrin-doktrin religi. Namanya doktrin, tentu jauh dari pemahaman atas esensi. Itulah relung kosong yang selama ini memnta untuk diisi. Baru sekarang-sekarang ini saat saya yang kebetulan blm bekerja, memiliki waktu luang untuk mencari sesuatu yang dapat mengisi relung kosong itu. Melalui pencarian inilah sedikit demi sedikit saya mulai menemukan-Nya. Menemukan si 'Barista'.

Sejak saat saya mengembalikan diri untuk mencari-Nya. Saya mencari tahu tempat dimana bisa mendapatkan pelajaran-pelajaran agama yang lebih mendalam. Awalnya langkah menuju tempat belajar terasa berat. Lucunya, berat itu hanya di awal doang. Kalau sudah di jalan, semuanya menjadi mudah dan menyenangkan. Lambat laun, saya mulai merasakan ketentraman jiwa. Ketenangan batin yang belum pernah saya rasakan. Satu demi satu urusan menjadi mudah. Kalau sudah berusaha tapi belum berhasil, saya menjadi positive feeling. Saya berpikir bahwa Dia yang Maha Mengatur memiliki rencana lain. Dan semuanya menjadi mudah untuk dihadapi.

Menengok ke belakang, banyak teman-teman yang tidak seberapa dekat berkomentar "si Ayay lagi rajin ngaji" atau "si Ayay berubah banget deh". Berkali-kali saya bilang "people changed, things changed". Lagipula, sesuai keyakinan saya, di hari akhir nanti, toh yang akan bertanggung jawab atas diri saya ya saya sendiri. Orang lain tidak akan diminta pertanggung jawaban atas perbuatan saya.

Dulu, saya rajin solat karna doktrin. Kemudian ada suatu fase dimana saya tidak pernah solat kecuali bulan Ramadhan. Kemudian ada lagi saat dimana saya ingin kembali solat tapi malu terhadap Tuhan karena telah menduakan-Nya. Tentunya saya merasa amat tidak pantas untuk kembali. Dan sekarang ini, saya melakukan ibadah bukan semata karna kewajiban. Tapi karena saya merasa saya lah yang membutuhkannya. Saya lah yang butuh Tuhan, dan ibadah ini yang akan membantu saya kelak untuk menjumpai-Nya. Bila lama absen solat malam, saya merindukan momen 'quality time' bersama Sang Pencipta, karena biasanya disitulah saat dimana saya bercerita kepada Tuhan seperti seorang sahabat bercerita. Setiap puasa pun menjadi mudah, karena saya berpikir bahwa Rasul pun melakukan hal yang jauh lebih berat dan dia berhasil. Apalah artinya puasa saya yang bisa tidur di rumah, pakai AC, baca buku, dll dibandingkan dengan dia yang cobaannya jauh lebih berat. Apalah arti penderitaan saya dibandingkan Sayyidah Fatimah yang 3 hari berturut2 puasa tapi penganan berbukanya diberikan pada orang miskin, anak yatim, dan tawanan perang? Tentu nggak ada artinya. Mengingat itu semua, ibadah saya terbilang jauh lebih mudah dan nikmat.

Mengikuti beberapa pengajian pun saya senang mendapatkan teman-teman baru. Mereka baik dan sangat suportif. Mereka meminjami saya buku-buku, menemani saya ke kelas-kelas religi, dan menjelaskan hal-hal yang saya masih memiliki keraguan atau ketidak jelasan. Sungguh menyenangkan berada diantara mereka yang baik akhlak dan pengetahuan agamanya.

Perubahan saya ini bukan berarti saya menjauh dari teman-teman saya yang dulu. Saya masih anak yang sama, yang masih mau ngopi-ngopi, masih mau kumpul-kumpul, masih semangat main bulutangkis bareng. Cuman kalau nongkrongnya di kafe, saya memiliki garis batasan sendiri. Misalnya, dengan minum yang bukan alkohol. Namun selebihnya, saya masih anak yang sama seperti dulu yang hadir untuk teman-teman saya.

Sya berubah setelah mengalami jihad melawan diri sendiri. Inilah yang berat dan sulit. Tentu akan ada komentar positif dan negatif dari lingkungan saya mengenai perubahan ini. Tapi saya yakin waktu akan menjawab segala pertanyaan mereka atas perubahan diri saya. Saya telah atau sedang mengalami reformasi rohani yang insyaAllah menuju ke arah yang lebih baik.

I'm sharing this because I've been there, I've done that..

Regardless your faith, do find your God.. and you'll be amazed on the changes you'll be having..

Sunday, 6 June 2010

sejak kapan dunia adil sama cewek?

I have to disagree on this one. Menurut gue, sebagai umat Islam (jiyyehhh berat deh kali ini), gue merasa bahwa agama gue paling bener. Karena ini keyakinan, dan gue yakin, maka gue percaya dan menganut. Gue yakin temen2 penganut keyakinan apapun punya dasar yang sama kayak gue. Terlepas dari penganut keyakinan apapun, karna gue meyakini pilihan gue, maka gue yakin Tuhan itu Maha Sempurna (don't we all believe in this?). Karna Dia Maha Sempurna, maka Dia menciptakan segala sesuatu lengkap dengan sistemnya. Ga mungkin dong manusia diciptain trus dilepas gitu aja tanpa guidance yang jelas. Kalo menurut keyakinan gue, kitab suci adalah petunjuk hidupnya. Masuk akal kan?

Dengan begini, gue pun yakin kalo diciptakannya manusia dua jenis, yaitu laki2 dan perempuan, tentu ada maksudnya. Dua jenis berbeda, bentuk berbeda, organ2 berbeda, dan tanggung jawab berbeda. Salah satunya mengenai aurat. Cewek kan emang lebih menyenangkan untuk diliat, makanya dikasih tuntunan untuk menutup aurat lebih luas drpd cowok. Masuk akal kan?

Nah, tadi nih gue di twitt ama orang yang bilang "cowoknya yang berbuat, ceweknya yang diputus kontrak. kapan sih dunia adil sama cewek?"Dan dengan isengnya gue nyamber "abis ceweknya sendiri ga adil sih ama dirinya sendiri". Biar lebih jelas lagi, ini refer ke kejadian bocornya video porno 2 org public figure. Abis itu gue diserang kanan kiri aja ama statement itu. Anyway, gue berani bilang begitu karna gue punya alesan-alesan yang akan gue jelasin di bawah ini.

1. Selama terikat kontrak, pihak2 terkait punya hak dan kewajiban masing. Secara ceweknya terikat kontrak iklan oleh sebuah perusahaan fmcg multinasional yang terkenal ketat menjaga reputasi talent-talent-nya, selayaknya kontrak tersebut dijaga kelangsungannya dengan baik. Dalam artian, menjaga perilaku di publik yang kiranya bisa mencederai citra-nya sebagai brand ambassador.

2. Sebagai public figure, memang sudah resiko dan konsekwensi kalau sebagian dari kehidupan pribadinya akan dikonsumsi publik. Jadi akibat dari perbuatannya akan menjadi dua atau bahkan tiga kali lebih berat daripada apabila hal yang sama menimpa org biasa yang nggak terkenal (macam gue gini...tinggal ngilang setaun ke luar, balik2 jg uda pada lupa).

3. Segala perbuatan menimbulkan resiko dan konsekwensinya masing2. Maka kalo sekarang videonya keluar dan berpengaruh thdp karirnya, itu sudah merupakan resiko dan konsekwensi.
a. resiko dr dia bikin video dan konsekwensi karna kurang cermat menjaganya.
b. resiko dari kontrak yang sedang berjalan, yang sudah disetujui oleh kedua pihak.
lagian, kl mo bandel bgitu, ya jgn mau ceweknya aja dong yg disorot. Ceweknya juga pegang kamera, biar cowoknya kesorot jg dengan sering. Kl gitu kan jadi jelas konsekwensinyadi masa depan (kalo hal2 yg ga diinginkan terjadi sperti ini) akan menimpa dua2nya...kalo emang mau fair dari awal loooh.

Bukan berarti gue bilang "rasain looooo". Tapi what I'm tryin to say is that "terima ajalah, memang itu buah dari perbuatanmu sendiri. Yang penting kdepannya aja mau gimana solusinya". Gue bukan tipe orang yang seneng ngorek2 dan mencampuri urusan orang, tapi lebih suka ke arah solusi. Lagian shits happens in life, so what??

Tp conclude, kalo gamau apes, emang cewek harus pinter2 jaga diri. Kalo gamau terjerumus, ya jangan maen2 di jurang. Sebenernya simple aja kok. Apalagi dengan guidance yang jelas, yang dari Tuhan, dmana itu adalah sempurna. Tuhan ga maksain buat dipatuhi, balik lagi ke personal orang2nya. Kalo mau dipatuhi sukuuuur, kl ga dipatuhi ya sukurin. Toh di hari akhir nanti kan tanggung jawabnya individu, bukan kelompok. At your own risk aja gituh.

Semoga kita2 bisa lebih memahami konteks permasalahan ini, dan terlebih buat perempuan, bisa menjaga diri lebih baik lagi. Dunia ini adil kalo lo mau diperlakukan secara adil (maksudnya cerdas dlm bertindak). Kalo lo sendiri ga adil ama diri lo sendiri (baca: ga cerdas thdp diri sendiri), gmn mau minta dunia supaya adil?...

Kata michael jackson sih "I'm startin with the man in the mirror.."

Thursday, 6 May 2010

mau lo apa? mau gue apa?

Maunya apa sih ni orang ya?...

Kalo emang serius, bilang terus terang!

Banyak yang musti dibenahin,

Kawin ga kayak beli kucing dalam karung,

Lo musti tau banyak tentang gue,

Emang selama ini lo tau apa?

Selama ini gue tau apa?

Emang lo bisa terima gue apa adanya?

Emang gue bisa terima elo the whole package?

Pandangan gue tentang perkawinan gimana?

Ga segampang itu!

Ga secepet itu!

Semua ada prosesnya, ga maen tembak langsung begitu..

Mau lo apa sih???...

MR. IOUS.

Since the day I met you, I never knew what you've been looking from me. Look at us, we're like 180 different. I'm good girl gone bad (which u strongly disagree); and you're like bad guy gone good. And you are good. I'm not. I stil play with my life. I like extreme games (this one you also disagree). Thus, you keep yourself close. Not like physically close, but you're always there. You talked about marriage, and I have doubt in marriage. I doubt it because I am scared. I have so many secret. So many things hidden in my past and in my family. I don't think you can take it. I don't think I can take you taking it.

Look at you. You sort of care about me. You guide me back on track. You never treated me wrong. You're... different. Sometimes I believe you're the one, but sometimes I don't want you to be the one. You have this door to your life. And you shut it carefully. I can never breakthrough. I never knew what I want to know about you. This whatever relationship is never be equal. I never knew why you always there. Whenever I am, whenever I'm in doubt, you're there. But why? If you're not the one, why you're there? why you stay? Mysterious, yes you are.

Look at me. I'm bad, lousy, and stoopid. I'm careless, fortunately, with you I don't need to care about you because you can take care of yourself. With you, I knew I can lean on when I need you. You comfort me with your words, well guess what? that's what I rarely got. But no you're not here. I feel like I'm sharing you, and that's something I can't do. I've been sharing, now I want one just for me. You said I'm good, but I'm not. Too soon for you to conclude. If you ever want to be a part of my life, you might get a shot. I'm stone cold in front of you. Yes, I hide my feelings. I need to be on my own. On the other side, I share my life to everyone (celebrity? uh no thanks..). I just wish you want to know them even more. I just wish you're...really here in a normal way.

I have too many questions to ask, I doubt you'll have all the answer I need.

Saturday, 1 May 2010

NASIONAL.IS.ME

Buku yang dibuat oleh seorang pemuda Indonesia bernama Pandji Pragiwaksono ini sangat inspiratif. Pantas kalo gue acungin jempol ampe 8 (ama jempol nyokap gue, seseorang yang paling berarti dalam hidup gue). Gue nggak banyak kaget dan terpesona sebenernya, karena poin penting yang mau disampaikannya sebagian udah gue alamin sendiri. Antara lain akan gue jabarin di bawah.

Indonesia itu Indah - Iya banget. Setelah gue keliling, gue punya pola yang bisa dibilang monoton untuk beberapa daerah. Misalnya, kalo ke Eropa, lo akan eneg ama Gereja yang aneka rupa, tapi paling mentok pas lo liat St Peter Basilica di Vatikan. /abis lo liat itu, Gereja2 laen akan nampak...biasa2 aja. Bentuk bangunan yang lama-nya ya begitu2 aja. Wisata alamnya, yaaahh cupu. Tapi kalo Indonesia, lo boleh berbangga hati karena selama perjalanan gue, Indonesia masih memegang peringkat juara buat kumpulan pantainya yang indah. Mau pantai karang kek, pantai apa kek..tetep paling cakep. Lembah dan gunungnya juga mag-ni-fi-cent!!! you just can't get enough of it. Sangat dianjurkan buat eksplorasi kekayaan negeri, karena sumpah kita sangat kaya.

Indonesia Ekonominya bagus - yes, berdasarkan berbagai studi, ekonomi Indonesia cukup stabil dalam menghadapi badai krisis finansial 2008 kemarin. Kita cuman defisit 2% dibandingin negara lain yang berada di kisaran 9%-11%. Majalah The Economics edisi sekitar October 2009 pernah menyediakan sebuah ulasan komprehensif mengenai Indonesia dan memuji kestabilan negara kita sehingga dibilang negara kita ini potensial menjadi besar. Sekarang universitas2 di dunia sedang gencar membahas tentang Cina dan India. Kalau kita bisa memantain atau meningkatkan posisi negara kita, ga menutup kemungkinan kalo Indonesia akan jadi topik penting beberapa tahun ke depan. Hermawan Kertajaya sendiri bilang kalo ngomongin Asia, 4 negara yang jadi bahan pembicaraan: Cina, India, Vietnam, Indonesia. See? We are that potential!!

Indonesia = Creative - Dengan kekayaan budaya begini rupa? Pastinya kreatif. Banyak wakil kita di kancah dunia, dari bidang Sains ampe Entertainment (bukan entertain kayak yang suka dibilang ama artes2 di tv..kampring!). Bandung itu kota yang kreatif karena seniman dan suporternya. Warga Bandung sangat mendukung kreasi2 yang tercipta, makanya acara2 sering digelar dan jarang sepi. Kalo jalan ke kota2 kecil, sering ba get kan lo liat hasil pengrajin2 lokal yang harganya sangat terjangkau. Gue dan Nyokap seringkali jalan2 misalnya ke Jepara dan pesen furniture yang agak banyak. Harganya jauh lebih murah daripada harga Jakarta dan ukirannya jauh lebih apik. Nyokap gue nggak pernah nawar terlalu jauh, kadang dia cuman make sure ja kalo harganya 'pantes'. Dia sangat menghargai hasil karya anak negeri, dan membantu mereka berkembang. Contoh lain adalah berhubungan dengan hobi nyokap yang koleksi kain. Setiap gue ke sebuah daerah, nyokap selalu mencari kain khas daerah itu dan beli. Mau harganya jutaan (bukan nyombong, tapi emang ga murah, karna pembuatannya ga gampang), dia bakal beli (selama harganya dinilai pantas). Pernah suatu kali kita ke rumah kecil tempat pengrajin kain Palembang, dan si nenek2 pengrajinnya lagi nganyam. Nyokap udah suka ama anyamannya, tu kain dibeli saat itu juga, untuk dikirim ke Jakarta begitu kainnya selesai dibuat. Sebulan kemudian, kain itu sampai ke rumah gue. Lemari khusus diperuntukkan nyimpan berbagai kain. Dari batik Iyut, Eyang, yang dia koleksi sendiri, tenun Lampung, Palembang, Medan, Padang, Timor, Makassar..you name it, we have it. Yes, we love Indonesia.

Setidaknya 3 hal itu cukup kuat untuk membuat gue mencintai negeri ini. Terlebih setelah gue ke luar, dan gue ngeliat kalo ternyata negara lain pun ga se-indah yang selama ini kita pikir. Sama aja punya konflik, masalah, dan isu2. Tapi urusan negara lain, gue ga peduli (egois dikit..heheh). Gue mau urusin negeri gue. Gue mau bergerak dan berkarya buat negeri ini. Alesan yang membuat gue memilih balik daripada berjuang mati2an di negeri orang; gue akan merasa lebih puas dan lebih berarti kalo berjuang mati2an di negeri sendiri. I'll do whatever I can. I travel alot, pertama karna gue suka jalan2; kedua, karna gue pengen share ke seluruh dunia bahwa negara gue bagus dan lo ga bakal nyesel kalo kesana. Kadang gue gemes ama kelakuan pemerintah yang kurang support ama parwisata padahal kalo digarap serius, yakin banget gue...GA BAKAL SEDIKIT PENDAPATAN DARI PARIWISATA. But they are who they are. I can't change them, but I can change my attitude. Semua dimulai dari diri sendiri.

Kalau bukan kita yang mulai menghargai, gimana orang lain mau menghargai?
kalo bukan kita yang cinta negeri ini, siapa lagi?

INDONESIAUNITE