yep..I know it sounds cliche. But yes, next week, on the 20th November 2009, my best friend is getting married. And sadly, I would not be able to attend. Banyak banget kenangan gue ama pasangan ini. CPP, anggep aja namanya si X yaa, dia nya udah gue anggep kayak kakak gue sendiri. He's the one who stood by me when someone plays around with my heart, even when that someone is his friend. He is the one who answers my calls late at night sobbing in need for comforting words. CPW nya sendiri, yang kita bilang si Y yaa, adalah temen gue cerita2, kadang curhat, dan dia juga sebaliknya, suka curhat sama gue. Yaah, intinya sih, mereka berdua kalo curhat juga ke gue. Jadi, gue lah yang posisinya ada di tengah2 dan menjadi "recycle bin" mereka bedua. As times goes by, dan setelah sekian terjal berliku-nya perjalanan cinta mereka, rasanya legaaaaaaa sekali ngeliat mereka akhirnya bisa bareng. Ini bener2 apa yang orang bilang "kalo jodoh nggak kemana". Gue saksi hidup yang menyaksikan banget perjalanan cinta mereka, dan perjalanan kedewasaan mereka. Kalo ada laki2 yang berjuang buat seorang perempuan yang dicintai, inilah orangnya.
Dulu mereka ditentang karna urusan finansial kerjaan di distro. Setelah diskusi panjang, akhirnya pun si X hijrah ke Jakarta dengan berbekal tabungan yang seadanya dan rencana finansial yang matang (konsultasi sama perencana keuangan mahatmi insyaallah beres atuh..). Setelah urusan karir semakin jelas, muncul masalah kedua, edukasi. Guess what? Edukasi pun ditempuh untuk membuktikan kemampuannya. Walaupun gue tau banget secara fisik dan mental, X setengah mati banget buat ngejalanin kehidupannya. Ditambah kerjaan sampingannya yang waktu kerjanya malem2 (bukan escort loh!!..). Tapi setelah dua tahun, segala usaha itu pun berbuah manis. Akhirnya keluarganya Y luluh juga dan memperbolehkan anaknya dinikahi oleh X.
Si Y sendiri, bukannya lancar2 aja, tapi tekanan keluarga yang kolot dengan status sosial juga sebenernya jadi tekanan batin. Mungkin nggak semua orang ngeliat dan tau, tapi gue yakin banget si Y juga depresi setiap kali keluarganya nyodorin calon dan harus dicoba dijalanin. Kata hati emang gabisa bohong. Y ujung2nya selalu balik ke X. Bahkan sampai detik ini pun, masih terbersit keraguan di diri keluarganya akan si X, yang berdampak ke Y. Complicated banget ya?..hihihi gitu dehh.. Yang keren, Y baru bilang ke gue kalo dari sejak awal ketemu dan pacaran, ada sesuatu yang beda yang dia rasain tentang X. Seperti "click", atau semacam "nah, ini dia yang dicari". And for some reasons, satu hal ini yang blom pernah gue temuin dan rasain. Well, my time hasn't come yet..
My dear friends, you still have a long way to go. Masih jauh perjalanan, dan gue salut karna mereka berdua punya keteguhan hati untuk membangun keluarga kecilnya, dan membuktikan bahwa keraguan2 itu bisa jadi salah. This is love. Jangan pernah ragu untuk angkat jangkar, the Almighty will always be there to guide you.
It is just a week before their wedding, and I already feel the euphoria. I really support you guys, wish you all the best in the chapter of life. Wish I could be there to hear you when the vow will be said...You bet there will be tears on my cheek.. :) Have a great new life guys, I miss you all, and always love you..
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment