Monday 26 October 2009

Kugy dan Perahu Kertas

Tak kuasa diriku terbenam, dan tertohok dengan kehadiran sosok Kugy di dalam buku Perahu Kertas yang baru kubaca. Sebuah fase dalam hidupnya yang digambarkan dengan perubahan drastis dirinya karena cinta yang tak jelas itu lebih kurang mirip dengan apa yang pernah kualami. Membacanya, aku benar2 bisa merasakan kepedihan hatinya yang dalam. Sosok Kugy digambarkan menjalani proses metamorfosis dari sosok yang extrovert menjadi introvert karena kehilangan sosok Keenan. Lebih tepatnya merasa kehilangan sosok Keenan sebagai sahabat, dan juga lebih dari itu.

Sebelum hatiku porak poranda, aku adalah pribadi yang bisa dibilang..menyenangkan. Riang, kocak, penuh celotehan dan celetukan ringan yang bisa membuat orang2 di sekelilingku terkekeh garing, atau minimal mesam mesem ga keruan. Namun saat hatiku porak poranda, aku berubah. Persis seperti Kugy saat hatinya hancur. Kontan aku berubah jadi pribadi yang aneh. Aku kabur ke Bandung dengan maksud menenangkan diri. Sahabat2 yang menemaniku berjalan2 sepanjang hari2ku di sana pun berulang kali bertanya "lo knapa sih? sumpah ini nggak elo banget" atau "asli ini bukan Ayu yang gue kenal". Aku pun sesungguhnya bertanya2 kenapa aku begini. Murung, sering melamun, paling banter pura2 seneng yang cuman kedok atas kesedihanku. Aku kehilangan semangat, hidup hampir ga ada artinya kalo nggak karena kekuatan dari sahabat2. Hari2 kelabu, ga bergairah. Deadline dan kerjaan dikerjakan serius, semata2 untuk mengalihkan perhatian. Transformasi ini bertahan hingga suatu saat, aku memutuskan untuk pergi jauh. Hidup ini adalah pilihan. Kalau aku tinggal, aku tak tahu sampai kapan aku akan terus seperti ini. Sama seperti Kugy yang akhirnya menyibukkan diri, atau Keenan yang minggat ke Bali. Aku pun minggat. Ga pake da de do, ga pake banyak perhitungan, sebagian besar adalah faktor nekat, aku pun pergi meninggalkan negeri, teman2, sahabat2, dan keluarga. Memulai babak baru kehidupan, di belahan dunia yang lain. Kedoknya lebih dahsyat, mengukuhkan pendidikan. Sebagian kecil orang saja yang paham motif sesungguhnya di balik semua itu. Alhamdulillah pada akhirnya aku berhasil kembali ke wujud asalku yang dulu setelah melalui berbagai proses, termasuk sesungukan di jendela kamar mengenang segala yang pernah dilalui. Aku butuh momen itu, setidaknya itulah titik balikku untuk menyadari bahwa ada kalanya 'melepas' bukan berarti kalah dan kata hati tak pernah berbohong.

Mudah2an suatu saat seseorang itu bisa memahami bahwa aku pernah memiliki keteguhan hati atas aku, kamu, dan kita sehingga pada saat itu goyah...sebagian hatiku luruh... Ya..segitu berartinya kamu buat aku saat itu. Sebagai sahabat, kakak, teman berbagi, dan sosok spesial.

Perahu Kertas is a highly recommended book to read..four thumbs up for dee..

No comments:

Post a Comment